ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH

Topik mata kuliah metode riset bisnis ini diawali dengan kajian pemahaman tentang ilmu, pengetahuan,  metode ilmiyah dan penelitian/riset. Pertanyaanya, adakah kaitan erat antara ilmu, metode ilmiyah dan penelitian? Di mata letak hubungannya, dan apa tujuan penggabungan ketiga macam domain ini?

1. Pengertian dan Komponen Ilmu dan Pengetahuan
Ilmu (knowledge)  berbeda dengan pengetahuan (science). Ilmu menitikberatkan pada hasil karya pemikiran dan kreativitas seseorang berlandaskan pada  pengamatan,  Dari pengamatan yang ada menggunakan akan fikiran, membuka mata, meraba, mencium dan membau orang bisa menjadi tahu akan sesuatu. Namun untuk bisa menghasilkan pengetahuan maka tidak hanya sekedar membuka mata dan menjadi tahu, dia membutuhkan seperangkat rencana dan pengamatan yang rasional baik lewat percobaan maupun survey.


Ilmu diperoleh dari fakta-fakta dunia fisik dan alam sekitar  secara sistematis atau dengan melalui proses observasi dan eksperimen. Sedangkan sains atau pengetahuan merupakan fakta-fakta, informasi termasuk juga adalah kemampuan yang didapat oleh seseorang melalui pengalaman atau pendidikan; bisa juga diartikan sebagai suatu  pemahaman teoritis terhadap sesuatu.  Penjelasan tentang perbedaaan ilmu dan  pengetahuan secara gamblang dapat dibaca di sini dengan lebih luas dan seksama.

Contoh pengetahuan adalah ilmu ekonomi, matematika dan bahasa adalah alat  bukan ilmu sehingga diperlukan sebuah alat untuk dapat memperoleh pengetahuan.

a. Manusia Mencari Kebenaran lewat ilmu dan akal 
Mengapa manusia mencari kebenaran? apakah kebenaran itu dan bagaimana manfaat kebenaran dalam kelangsungankehidupan manusia? bagaimana peran ilmu dan akal di sini?

Tentu saja kebenaran itu sesuatu yang pasti dan dapat disepakati oleh banyak pihak, karena itu mereka yang memiliki kebenaran akan menajdi tumpuan orang banyak. Karenanya, proses untuk mencari kebenaran sebagai jalan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. 

Dengan karunia akal, manusia akan mudah mencari kebenaran dengan akalnya yang sehat (common  sense)   dan dengan ilmu pengetahuan.  Perbedaan keduanya hanya pada "sistematik" dan "terkendali".

Bila ditelusuri setidaknya ada lima pokok yang membedakan akal sehat dan ilmu. 
  1. Ilmu  pengetahuan  (sains) terus berkembang dari teori-teori yang dijalankan ilmuwan. dikembangkan  melalui  struktur2 teori,  & diuji  konsistensi  internalnya (dilakukan  tes/pengujian  secara  empiris).
  2. Dalam memperoleh pengetahuan maka teori  dan  hipotesis  selalu  diuji  secara  empiris/faktual.  Namun mereka yang bukan ilmuwan dengan cara  “selektif”.  
  3.  Kendali atau kontrol dalam  penelitian  ilmiah, tidak dapat  mempunyai  pengertian  yang  bermacam-macam.  
  4.  Menitik beratkan pada hubungan  antara  fenomena  alam secara  sadar  dan  sistematis.  Pola  penghubungnya tidak  dilakukan  secara  asal-asalan.  
  5.  Seorang ilmuwan dalam memberi penjelasan  masing-masing berlainan  caranya dalam  mengamati  suatu  fenomena.  Selain itu seorang ilmuwan  melakukan  dengan  hati-hati  dan  menghindari  penafsiran  yang  bersifat  metafisis.  Proposisi  yang  dihasilkan  selalu  terbuka  untuk  pengamatan  dan  pengujian  secara  ilmiah.

b. Proses Sekularisasi Alam 
Tidak dipungkiri dalam memperoleh pengetahuan manusia akan berhubungan dengan alam di sini manusia masih terikat dengan norma-norma, dogma dan juga agama. Namun seiring perkembangan zaman maka nilai-nilai yang mengikat itu menjadi lepas antara subyek dengan obyeknya dan jadilah bersifat sekular. 

Selain itu norma atau hukum  didefinisikan  sebagai  hubungan timbal balik  yang  konsisten atau tetap dan  harus  ada  diantara  fenomena alam, Inilah makanya sejak  dulu  diinterpretasikan  ke dalam  hukum-hukum normative ; Pengertian  terhadap norma tersebut  dikaitkan  dengan  Tuhan  atau  para  dewa  sebagai  pencipta  hukum  yang  harus  ditaati; 

Selanjutnya dari ikatan nromat itu lambat laun terjadilah  pergeseran  konsep  hukum  (alam), dalam hal ini  pengertian  hukum  disesuaikan sesuai  dengan hukum  alam, tatanan  sesuatu yang ada di  alam  dapat disimpulkan  melalui  kegiatan penelitian  empiris;   

Pada akhirnya kemudian, Tuhan  sebagai  pencipta  hukum  alam  secara berangsur-angsur memperoleh  sifat  abstrak  dan  impersonal; maka kesimpulannya ilmu  pengetahuan  alam  yang kemudian difungsikan bagi  manusia  modern terus diupayakan kegunaanya untuk mengekslorasi alam dengan  dukungan kemampuan  ilmiah  yang dimilikinya sedikit demi sedikit mulai  membuka rahasia-rahasia alam. 

c. Cara-cara Mendapatkan Kebenaran 

Perjalanan manusia mencari kebenaran memiliki bermacam langkah; pertama, secara  kebetulan, (penemuan  ini terjadi  secara kebetulan  saja dan tidak disengaja, namun bermanfaat untuk diteliti lebih lanjut) 


Kedua adalah dengan Trial  And  Error, dalam kaitanya ini (bersifat  untung-untungan). Meskipun demikian Trial and error adalah metode dasar dalam pemecahan masalah.[1] Cirinya adalah dengan melakukan percobaan berulang-ulang, terus diupayakan dengan tindakan yang  bervariasi yang pada giliranya berlanjut sampai sukses, [2] atau sampai si pemerhati itu berhenti untuk mencoba lagi. (Evolutionary Epistemology, Rationality, and the Sociology of Knowledge p94 p108, dan Concise Oxford Dictionary p1489)


Ketiga dengan melaui Otoritas, (kebenaran  bisa  didapat  melalui  otoritas  seseorang  yang memegang  kekuasaan); contohnya dalam persidangan seringkali hakim mendatangkan saksi ahli terhadap suatu fakta yang membutuhkan keahlian di bidangnya.   Carl Sagan menulis perlunya argumen dari otoritas; "One of the great commandments of science is, 'Mistrust arguments from authority.'...Too many such arguments have proved too painfully wrong. Authorities must prove their contentions like everybody else." Kesimpulanya, otoritas itu dibutuhkan untuk menenganhi persoalan fakta yang bertentangan dan banyak macamnya." (Sagan, Carl (1995). The Demon-Haunted World: Science as a Candle in the Dark.)

Keempat, dengan Berpikir  Kritis datau berdasarkan  pengalaman, (berpikir secara  deduktif  dan induktif).   Secara  deduktif  artinya  berpikir  dari  yang  umum  ke  khusus;  sedang  induktif  dari yang  khusus  ke  yang  umum.  Metode  deduktif  sudah  dipakai  selama  ratusan  tahun  semenjak jamannya  Aristoteles. 

Kelima, melalui  penyelidikan  ilmiah, (kebenaran  baru  bisa  didapat  dengan menggunakan penyelidikan  ilmiah,  berpikir  kritis  dan  induktif). 


d. Dasar-dasar Pengetahuan
Untuk memperoleh suatu pengetahuan, maka diperlukan dasar-dasarnya yang dapat mengantarkan pada suatu kesadaran pengetahuan. Ada dua aliran dalam hal ini yaitu:

1. Penalaran
Penalaran tidak lain merupakan proses berpikir.  Kegiatan  berpikir  ini mengikuti menurut  pola/logika  tertentu  yang tujuannya adalah guna menghasilkan  pengetahuan. Aliran rasionalisme menganggap bahwa fakta dapat tertangkap apabila melalui pengalaman sebagai kebenaran, aliran ini dikenal dengan empirisme. 

2. Logika  (Cara  Penarikan  Kesimpulan) 
Pengkajian  untuk  berpikir  secara  sahih  (valid) baik dengan cara  Logika  induktif  dan  deduktif. Induktif dengan berdasarkan fakta-fakta khusus disimpulkan kepada fakta umum, sedangkan deduktif berasal dari fakta umum kemudian ditarik menajadi kekhususan. 

e. Sumber Pengetahuan
Di manakah sumber-seumber pengetahuan itu berasal?
Alam merupakan sumber pengertahuan, namun diawali dari  sikap  manusia  yang  meragukan  setiap  gejala  yg  ada  di  alam  semesta  ini.  Kekuatan manusia  tidak  begitu saja mau  menerima  saja  gejal yang terjadi termasuk  nasib  dirinya  sendiri. 

Seoranf filsuf Rene  Descartes  pernah  berkata “DE  OMNIBUS  DUBITANDUM” yang  berarti,  bahwa  “segala sesuatu  harus  diragukan”.  Persoalan  mengenai  kriteria  untuk  menetapkan  kebenaran  itu  sulit  dipercaya. Dari  berbagai  aliran,  maka munculah  berbagai  kriteria  kebenaran. 

Lalu pertanyaanya, apa saja kriteria keberannya? 
Kebenaran bisa terjadi apabila ada konsisetensi dengan pernyataan sebelumnya atau terdahulu yang dianggap benar. Konsistensi ini disebut dengan teori kebenaran, suatu pernyataan  dianggap  benar bila pernyataan  itu  bersifat  koheren  dan  konsisten  

Teori kedua adalah teori Korespondensi (Pernyataan sesuai kenyataan), suatu  pernyataan  dianggap benar  apabila  materi  pengetahuan  yang  dikandung  berkorespondensi  dengan  objek  yang  dituju oleh  pernyataan  tersebut (Bertrand  Russel)
Ketiga, teori  Pragmatis (Kegunaan di lapangan), kebenaran  suatu  pernyataan  diukur  dengan kriteria  apakah  pernyataan  tersebut  bersifat  fungsional  dalam kehidupan  praktis (Charles  S Pierce), Suatu  teori  tidak  akan  abadi,  dalam  jangka  waktu  tertentu  itu  dapat  diubah  dengan mengadakan  revisi.   


Mengenal Ontologi (apa yang dikaji)
Ontologi adalah teori dari yang membahas tentang realitas. Realitas merupakan kenyataan yang selanjutnya menjurus pada suatu kebenaran. Singkatnya, ontologi itu merupakan hakikat  apa  yang  dikaji  atau  bisa disebut ilmu  itu  sendiri. 
Tetapi pernyataan apa yang dikaji itu sendiri terkadang menjadi absurd karena apa yang dinampak dengan kenyataan tidaklah berbeda. 

Democritus,  misalnya menjelaskan prinsip materialisme : dengan berlandaskan pada kebiasaan  saja  maka  sifat manis  itu  manis,  panas  itu  panas,  dingin  itu  dingin,  warna  itu  warna.  Hal ini bertati, objek  penginderaan  sering  kita  anggap  nyata,  padahal  tidak  demikian.  Hanya  atom dan  kehampaan  itulah  yang  bersifat  nyata. Jadi   istilah  “manis,  panas  dan  dingin”  itu  hanyalah  merupakan  terminology  yang  kita  berikan  kepada  gejala  yang  ditangkap  dengan pancaindera.   


EPISTIMOLOGI (Cara mendapatkan kebenaran) 
Tujuan Epistimologi adalah bagaimana cara mendapatkan ilmu pengetahuan dengan benar.

Eistemologi pertama kali dikenalkan oleh L. F. Ferier pada abad 19 di Institut of Methaphisycs (1854). Buku Encyclopedia of Phylosophy, dan Brameld mempunyai pengertian yang hampir sama tentang epistemologi. Epistemologi aalah studi tentang pengetahuan, bagaimana kita mengetahui benda-benda. Contoh beberapa pernyataan yang menggunakan kata “tahu” yang berdeda sumber maupun validitasnya:
a. Tentu saja saya tahu ia sehat, karena saya melihatnya;
b. Percayalah, saya tahu apa yang saya bicarakan;
c. Saya tahu Laptopnya baru, karena baru kemarin kami meminjamnya.

Ada banyak hal  yang  perlu  diperhatikan  dalam  rangka mendapatkan  pengetahuan :
1. Batasan  kajian  ilmu karena luasnya ilmu maka perlu dibatasi agar lebih spesifik.
2. Cara  menyusun   pengetahuan diperlukan  landasan  yang  sesuai  dengan  ontologis & aksiologis  ilmu  itu  sendiri 
3. Penjelasan  diarahkan  pada  deskripsi  mengenai  hubungan  berbagai  faktor  yang  terikat
4. Metode  ilmiah  harus  bersifat  sistematik  dan  eksplisit 
5. Metode  ilmiah  tidak  dapat  diterapkan  disiplin ilmu yang sama
6. Ilmu  mencoba  mencari  penjelasan  mengenai  alam  dan  menjadikan  kesimpulan  yang  bersifat  umum  dan  impersonal. 
7. Karakteristik  yang  menonjol  kerangka  pemikiran  teoritis : Ilmu  eksakta dan ilmu sosial


AKSIOLOGI (Nilai guna ilmu)

Aksiologi  ialah  menyangkut  masalah  nilai  kegunaan  ilmu. 
Ilmu  tidak  bebas  nilai.  Artinya  pada tahap-2 tertentu  kadang  ilmu  harus  disesuaikan  dng nilai-nilai  budaya  & moral  suatu  masyarakat;  sehingga  nilai  kegunaan  ilmu  tersebut  dapat  dirasakan oleh masyarakat  dalam  usahanya  meningkatkan  kesejahteraan  bersama,  bukan sebaliknya malahan  menimbulkan  bencana.



ISTILAH-ISTILAH PENELITIAN 

1. Konsep, 
Istilah  dan  definisi  yang  digunakan  untuk  menggambarkan  gejala  secara  abstrak.  Diharapkan peneliti  mampu  mem-formulasikan  pemikirannya  kedalam  konsep  secara  jelas  dalam  kaitannya dengan  penyederhanaan  beberapa  masalah  yg  berkaitan  satu  dengan  yang  lainnya.

2. Konstruk  (construct), 
Suatu  konsep  yang  diciptakan  dan  digunakan  dengan  kesengajaan  dan  kesadaran  untuk  tujuan-tujuan  ilmiah  tertentu.

3. Proposisi  
Hubungan  yang  logis  antara  dua  konsep. Dalam  penelitian  sosial  dikenal  ada  dua  jenis proposisi :  yang  pertama  aksioma  atau  postulat,  yang  kedua  teorema.  Aksioma  ialah  proposisi yang  kebenarannya  sudah  tidak  lagi  dalam  penelitian;  sedang  teorema  ialah  proposisi  yang dideduksikan  dari  aksioma.  

4. Teori, 
Serangkaian  asumsi,  konsep,  konstruk,  definisi  dan  proposisi  untuk  menerangkan  suatu fenomena  secara  sistematis  dengan  cara  merumuskan  hubungan  antar  konsep  (Kerlinger,  FN) 
Teori  mempunyai  beberapa  karakteristik  sebagai  berikut : harus  konsisten  dengan  teori-teori sebelumnya, harus  cocok  dengan  fakta-fakta  empiris.
Ada empat cara teori dibangun menurut Melvin Marx : 

  • Model Based Theory, berdasarkan teori pertama teori berkembang adanya jaringan konseptual yang kemudian diuji secara empiris. 
  • Teori Deduktif, suatu teori yang menekankan pada struktur konseptual dan validitas substansialnya. Teori ini juga berfokus pada pembangunan konsep sebelum pengujian empiris. 
  • Teori Induktif, menekankan pada pendekatan empiris untuk mendapatkan generalisasi
  • Teori Fungsional, suatu teori dikembangkan melalui interaksi yang berkelanjutan antara proses konseptualisasi dan pengujian empiris yang mengikutinya 

5. Logika Ilmiah, 
gabungan  antara  logika  deduktif  dan  induktif  dimana  rasionalisme  dan  empirisme  bersama-sama  dalam  suatu  system  dengan  mekanisme  korektif. 

6. Hipotesis, 
jawaban  sementara  terhadap  permasalahan  yang  sedang  diteliti.  Hipotesis  merupakan  saran  penelitian  ilmiah  karena  hipotesis  adalah  instrumen  kerja  dari  suatu  teori  dan  bersifat  spesifik  yang  siap  diuji  secara  empiris.  Dalam  merumuskan  hipotesis  pernyataannya harus  merupakan  pencerminan  adanya  hubungan  antara  dua  variabel  atau  lebih. 

7. Variabel  
Merupakan konstruk-konstruk  atau  sifat-sifat  yang  sedang  dipelajari Ada lima tipe variable yang dikenal dalam penelitian, yaitu: variable bebas (independent), variable tergantung (dependent), variable perantara (moderate), variable pengganggu (intervening) dan variable kontrol (control)

8. Definisi  Operasional, spesifikasi  kegiatan  peneliti  dalam  mengukur  atau  memanipulasi  suatu  variabel  


Sarana Berpikir Ilmiyah

1. Bahasa, ialah bahasa  ilmiah  yg  merupakan  sarana  komunikasi  ilmiah  yang  ditujukan  untuk  menyampaikan  informasi berupa  pengetahuan,  syarat-syarat: bebas  dari  unsur  emotif, reproduktif, obyektif, dan eksplisit.  

2. Matematika, pengetahuan  sbg  sarana  berpikir  deduktif  sifat: jelas,  spesifik  dan  informatif, tidak  menimbulkan  konotasi emosional, dan Kuantitatif. 

3. Statistika,  pengetahuan  sebagai  sarana  berpikir  induktif  sifat:   dapat  digunakan  untuk  menguji  tingkat  ketelitian  dan untuk  menentukan  hubungan  kausalitas  antar  factor  terkait.



VIDEO KULIAH YANG BERKAITAN DENGAN METODOLOGY PENELITIAN BUSINESS













No comments:

Post a Comment